Rabu, 14 Mei 2014

Ini Hidupku.....

Dibalik gemuruhnya badai, pasti ada ketenangan setelahnya

Dibalik pekatnya malam, pasti ada siang yang menjelang

Dibalik kelamnya mendung, pasti ada langit biru yang menyapa

Dibalik duri tajam, pasti ada mawar yang merekah

Dibalik kekecewaan, pasti tersimpan asa yang menyeruak

Dan dibalik kesukaran, pasti ada kemudahan


Rabu, 09 April 2014

Hadis Nabi Tentang Cinta

Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an. Berikut ini adalah beberapa Kumpulan Hadis Nabi Tentang Cinta tentunya berkaitan dengan cinta yang dirangkum dari berbagai sumber. Semoga dengan mengetahui dan mengamalkan hadits-hadits tentang cinta ini, kita dapat mejadi orang yang lebih baik.

1. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan iman."

2. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah."

Sahabat bertanya:
"Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka?"

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menjawab:

"Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita." (H.R. Abu Daud)

3. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan sebagian dari dari tanda-tanda kebesaran Nya adalah Dia menciptakan pasangan–pasangan bagi kalian dari jenis kalian, agar kalian merasa tenang pada pasangan kalian dan Dia menjadikan diantara kalian rasa kasih sayang dan cinta. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda bagi orang-orang yang berfikir." (QS. Ar-Ruum: 21)

4. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Hiduplah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah sesuatu sesukamu maka sesungguhnya kamu akan berpisah. Berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan bertemu dengannya." (H.R. Hakim)

5. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Syirik itu lebih halus dari perjalanan semut yang halus di atas batu licin, di malam gelap gulita dan serendah – rendahnya syirik adalah engkau mencintai seseorang karena kekurangannya dan membenci seseorang karena ke adilannya. Bukanlah agama itu, kecuali cinta dan benci."

6. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku." (H.R. Muslim)

7. Allah SWT. berfirman:

"Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku." (Hadits Qudsi)

8.  Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata,

Kau mau kemana?

Ia menjawab, "Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini"
Malaikat terus bertanya, "Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu?"
Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT"
Malaikat berkata, "Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya". (H.R. Muslim)

9. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka." (H.R. Bukhari-Muslim)

10. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut." (H.R. Tabrani)

11. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu." (HR. Al-Tirmidzi)

12. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!." (HR. Muslim)

13. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai." (H R. Al-Tirmidi)

14. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, "siapa mereka itu?", "mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah 'Azzawajalla." (HR. Ahmad)

Itulah beberapa Kumpulan Hadis Nabi Tentang Cinta, dimana kita bisa mengurai makna dari kata cinta. Mudah-mudahan bermanfaat. Aamiiin

Selasa, 04 Maret 2014

I Have A Dream

I have a dream, a song to sing
Aku punya impian, lagu tuk dinyanyikan
To help me cope with anything
Yang menguatkanku tuk hadapi apapun
If you see the wonder of a fairy tale
Jika kau lihat keajaiban dalam dongeng
You can take the future even if you fail
Kau bisa gapai masa depan meskipun kau gagal
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
Something good in everything I see
Ada kebaikan dalam segala yang kulihat
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
When I know the time is right for me
Saat kutahu waktunya tepat bagiku
I'll cross the stream - I have a dream
Kan kuarungi jeram - aku punya impian

I have a dream, a fantasy
Aku punya impian, fantasi
To help me through reality
Yang menguatkanku hadapi kenyataan
And my destination makes it worth the while
Dan tujuanku membuatnya jadi layak
Pushing through the darkness still another mile
Hadapi kegelapan, meski masih jauh
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
Something good in everything I see
Ada kebaikan dalam segala yang kulihat
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
When I know the time is right for me
Saat kutahu waktunya tepat untukku
I'll cross the stream - I have a dream
Kan kuarungi jeram - aku punya impian

I have a dream, a song to sing
Aku punya impian, lagu tuk dinyanyikan
To help me cope with anything
Yang menguatkanku tuk hadapi apapun
If you see the wonder of a fairy tale
Jika kau lihat keajaiban dalam dongeng
You can take the future even if you fail
Kau bisa gapai masa depan meskipun kau gagal
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
Something good in everything I see
Ada kebaikan dalam segala yang kulihat
I believe in angels
Aku percaya adanya malaikat
When I know the time is right for me
Saat kutahu waktunya tepat bagiku
I'll cross the stream - I have a dream
Kan kuarungi jeram - aku punya impian
I've cross the stream - I have a dream
Kan kuarungi jeram - aku punya impian

Senin, 03 Maret 2014

CINTA
  • Cinta yang memberikan cahaya

“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya :
“Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka ? Rasulullah SAW. Menjawab : Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita” (H.R. Abu Daud)

 

  • Cinta yang menggugurkan dosa

“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut” (H.R. Tabrani)

 

  • Cinta yang memberikan keteduhan

“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)

 

  • Cinta yang berbalas cinta

“Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku” (Hadits Qudsi)

  •  Karena cinta, dicintai-Nya

“Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata,
“Kau mau kemana ?”
Ia menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini”
Malaikat terus bertanya, “Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT”
Malaikat berkata, “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya” (H.R. Muslim)

 

  •   Tiga cinta yang manis

"Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)

Jumat, 28 Februari 2014

Do’a Pelipur Lara

Ada sebuah do’a yang sangat indah yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan bahkan beliau sangat menganjurkan agar umatnya mempelajari do’a ini. Do’a ini merupakan do’a “pelipur lara” yang sangat dibutuhkan oleh setiap diri kita.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’aliahi wasallam bersabda: “apabila seorang hamba ditimpa kegelisahan atau kesedihan, lalu ia berdo’a:



اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.

Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwalaka, sammayta bihi nafsaka, aw anzaltahu fii kitaabika, aw ‘allamtahu ahadan min kholqika, awis ta’ tsar ta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robbii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.
Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”

niscaya Allah akan menghilangkan kecemasan dan kesedihannya, kemudian Dia akan menggantikan semua itu dengan kegembiraan”. Kemudian para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan kami mempelajari (menghafal) kalimat-kalimat tersebut?”. Beliau menjawab, “Ya, hendaknya siapa saja yang mendengarnya mempelajarinya” [Riwayat Ahmad1/391, Ibnu Hibban, Abu Ya'la, al-Hakim, dan yang lainnya, dengan sanad yang shahih menurut pendapat Al-Albani]

Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah, menguraikan kalimat per kalimat dengan sangat indah sehingga sangat membantu dalam memahami serta menghayati do’a yang indah ini, sebagaimana yang terdapat dalam al-Fawaid:

1. Ucapan إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, anak hamba perempuanMu”, menyiratkan permohonan yang sangat mendalam dan kerendahan diri di hadapan Allah. Ia juga menyiratkan pengakuan bahwa pemohon adalah hambaNya sebagaimana kakek-kakeknya juga hamba-hambaNya, yang sepenuhnya berada di bawah pemeliharaan, pengaturan, perintah, dan larangan Allah. Dia hanya melaksanakan apa yang telah ditetapkanNya sebagai bentuk ‘ubudiyyah-nya, bukan melaksanakan kehendaknya sendiri. Sebab, berbuat sesuai kehendak sendiri bukanlah karakter seorang hamba sahaya.

2. Dalam ungkapan نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ ubun-ubunku di tanganMu” secara tidak langsung menegaskan pengakuan kehambaan, dimana seolah-olah perkataan itu bermaksud “Engkaulah yang mengendalikan diriku sebagaimana yang Engkau kehendaki”. Apabila seorang hamba telah menyadari bahwa ubun-ubunnya dan ubun-ubun setiap hamba berada di tangan Allah semata, sehingga Dia bisa melakukan apa saja terhadap mereka, niscaya ia tidak akan takut kepada sesama hamba, tidak akan berharap kepada mereka, dan tidak akan memperlakukan mereka layaknya raja; tetapi sebatas hamba yang dikuasai dan diatur oleh Allah. Dengan demikian, teguhlah tauhid, sifat tawakkal, dan pengabdiannya.

3. Kalimat مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَHukumMu berlaku atasku, takdirMu adil bagiku”, mengandung dua hal pokok.
  • Pertama, pemberlakuan hukum Allah terhadap hambaNya. 
  • Kedua, pujian terhadapNya dan makna keadilanNya serta bahwasanya Allah pemilik tunggal kekuasaan dan segala pujian. 
Semua yang Dia firmankan adalah benar, semua ketentuanNya adil, semua perintahNya adalah maslahat, serta semua laranganNya mengandung kemudharatan. PahalaNya diberikan kepada yang berhak menerimanya atas dasar karunia dan rahmatNya. HukumanNya diberikan kepada yang berhak menerimanya atas dasar keadilan dan kebijaksanaanNya. Dengan kata lain, “hukum yang telah Engkau sempurnakan dan Engkau berlakukan kepada hambaMu merupakan bentuk keadilanMu terhadap dirinya”.

4. Rangkaian kalimat

 أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْعَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ 

Aku memohon kepadaMu dengan setiap Nama yang Engkau miliki, yang dengannya Engkau namakan diriMu sendiri, atau yang engkau turunkan (nama itu) di dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan (nama itu) kepada seorang dari makhlukMu, atau yang hanya Engkau ketahui sendiri”, merupakan bentuk tawasul kepada Allah dengan semua asmaNya, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui hamba. Dan inilah wasilah yang paling dicintaiNya karena nama-nama Allah merupakan perantara yang menyiratkan sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya.

Kalimat أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَatau yang hanya Engkau ketahui sendiri (dalam ilmu Ghaib di sisiMu)” merupakan dalil tidak terbatasnya asma Allah. Adapun hadits yang menyebutkan nama Allah seratus kurang satu (99) bukanlah bermaksud membatasi jumlah asma Allah. Wallahu a’lam. [tambahan, bukan dari Al-Fawaid]

5. Dan inilah kalimat permohonannya

 أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ وَغًمِّيْ 

kiranya Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, pelipur laraku, serta pengusir kecemasan dan keresahanku”. Kata الربيع artinya hujan yang menghidupkan atau menyuburkan bumi. Dengan demikian, do’a ini mengandung permohonan agar Allah menghidupkan hati beliau shallallahu’alaihi wasallam dengan al-Qur’an, juga menerangi dada beliau dengan cahaya al-Qur’an, sehingga antara kehidupan dan cahaya terpadu menjadi satu di dalam dirinya. Begitu pula, mengingat kesedihan, keresahan, dan kesusahan itu bertentangan dengan kehidupan dan terangnya hati, maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam memohon agar semua itu sirna dengan perantara al-Qur’an, sehingga kedukaan itu tidak kembali lagi.

Ada 3 hal yang dibenci hati.
  1. Jika berkaitan dengan masa lalu, ia akan memunculkan huzn (kesedihan). 
  2. Jika berkaitan dengan masa yang akakn datang, ia akan melahirkan hamm (kecemasan). 
  3. Dan jika berkaitan dengan masa sekarang, ia akan menghadirkan ghamm (keresahan). Wallahu a’lam.

Maka dari itu seorang hamba hendaknya memohon kepada Allah agar menghilangkan semua hal yang tidak disukai hatinya, baik yang berkaitan dengan masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang, sehingga hatinya menjadi jernih.(1)

Doa penawar hati yang duka dan untuk ketenangan lainnya

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
Allaahumma innii a'uudzubika minal hammi wal hazani wal 'ajli wal kasal, wal bukhli wal jubni wa dhola'iddaini wa gholabatir rijaal

Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” [HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.]


لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمُ.

Laa ilaaha illallaahul ‘azhiimul haliim, Laa ilaaha illallaahu robbul ‘arsyil ‘azhiim, Laa ilaaha illallaahu robbus samaawaati wa robbul ardhi, wa robbul ‘arsyil kariim

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengampun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy, yang Maha Agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy, lagi Maha Mulia.” [HR. Al-Bukhari 7/154, Muslim 4/2092.]


اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allaahumma rohmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin, wa ash lihlii sya’nii kullahu, laa ilaaha illaa anta

Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” [HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/959.]


لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
Laa ilaaha illa anta, subhaanaka, innii kuntu minazh zhoolimiin

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim.” [HR. At-Tirmidzi 5/529 dan Al-Hakim. Menurut pendapatnya yang disetujui oleh Adz-Dzahabi: Hadits tersebut adalah shahih 1/505, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/168.]

اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.

Allahu, Allahu robbii, laa usyriku bihi syai-aa

Allah, Allah adalah Tuhanku. Aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu.” [HR. Abu Dawud 2/87 dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/335]

Dari 'Abdullah bin 'Abbas ia mengatakan, “Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam  ketika ditimpa kesusahan biasa mengucapkan:

لَا إلهَ إلَّا اللّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ, لَا إلهَ إلَّا اللّهُ رَبُّ الْعَرْ شِ الْعَظِيْمِ, لَا إلهَ إلَّا اللّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْا َرْضِ وَرَبُّ الْعَرْ شِ الْكَرِيْمِ.
Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb (Pemilik) 'Arsy yang agung. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb langit, Rabb bumi dan Rabb (Pemilik) 'Arsy yang mulia.'” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, “Apabila Nabi Shallallahu'alaihi wasallam mengalami kesusahan atau kesedihan, beliau mengucapkan:

يَا خَيُّ يَا قَيُّوْ مُ بِرَ خْمَتِكَ اَسْتَغِيِثُ
Wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu-lah aku memohon bantuan.” [HR Al-Hakim]


Dari Abu Bakrah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Do'a ketika ditimpa kesusahan adalah:

اَللَّهُمَّ رَخْمَتَكَ اَرْجُوْ فَلَا تَكِلْنِي إلي نَفْسِيْ طَرْفَةَعَيْنٍ وَاَصْلِحْ لِي شَاْنِي كُلَّهُ لَا إلهَ إلَّا اَنْتَ
Ya Allah, dengan rahmat-Mu-lah aku berharap, maka janganlah Engkau serahkan (urusan)ku kepada diriku walaupun sekejap pun, dan perbaikilah keadaanku seluruhnya. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban]


Sumber:
1. Diringkas dari Al-Fawaid, Ibnul Qayyim al-Jauziyah Oleh Pustaka Al-Atsar di http://pustakaalatsar.wordpress.com/2012/12/14/syarah-doa-pelipur-lara/
2. Disalin dari "Doa dan Wirid", oleh Ust. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit : Pustaka Imam Syafi'i, Jakarta di http://abuayaz.blogspot.com/2011/05/doa-penawar-hati-yang-duka-dan-untuk.html

Rabu, 18 Desember 2013

SURAT IBU

Ku buka album biru 
penuh debu dan usang
ku pandangi semua gambar diri
kecil bersih 
belum ternoda

fikir ku pun melayang
dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang tentang riwayatku

kata mereka diriku selalu dimanja
kata mereka diriku selalu di timang

nada nada yang indah
selalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku
takkan jadi deritanya
tangan halus dan suci
tlah mengangkat tubuh ini 
jiwa raga dan seluruh hidup
tlah dia berikan

Ibuu.........
Belaian mu sungguh indah dan menyejukkan
hadir mu damaikan jiwa ini
kasih sayang mu begitu tulus
segala yang kau beri begitu berharga
demi anak mu 

Kini ku tlah beranjak dewasa ibu, namun sampai detik ini tak ada satupun yang bisa ku balas dari apa yang tlah kau berikan untukku. Betapa tangguhnya dirimu menghadapi segala tingkah laku diriku yang tak hentinya menyakiti mu.Ku tak kan pernah mengerti akan tingkahku. Ibu, ku tahu pengorbananmu begitu besar untukku apapun kau lakukan untukku, terluka karna manusia naif pun kau lakukan untukku. Kau rela kehilangan segalanya demi diriku.

Ya Allah, betapa egoisnya diriku pada beliau tanpa memperdulikan lagi semua yang telah ia korbankan untukku selama ini hingga ku tumbuh dewasa. Inikah diriku yang sesungguhnya Tuhan ? Benarkah ? Tuhan kuharap TIDAK. Impian ku slama ini ingin membahagiakan beliau, membuatnya tersenyum padaku slalu. Membuatnya bangga melahirkan anak seperti diriku. Membuatnya bersyukur tlah merawatku.

Tuhan, ku tahu keputusanku membuatnya merasa begitu menyakitkan. Namun ku harus bagaimana ? Ku tahu ini semua salahku. tak seharusnya ku lakukan apa yang ia inginkan tanpa mempertimbangkan perasaanku sendiri yang akhirnya membuat semuanya hancur.